Recent Posts

Senin, 15 Desember 2014

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Menurut Para Ahli
1. Ralph C. Davis (Hasan, 2004) memberikan definisi atau atau pengertian keputusan sebagai hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula.

2. Mary Follet : memberikan definisi atau pengertian keputusan sebagai suatu atau sebagai hukum situasi. Apabila semua fakta dari situasi itu dapat diperolehnya dan semuayang terlibat, baik pengawas  maupun pelaksana mau mentaati hukumannya atau ketentuannya, maka tidak sama dengan mentaati perintah. Wewenang tinggal dijalankan, tetapi itu merupakan wewenang dari hukum situasi.

3. Sondang P. Siagian : memberikan definisi atau pengertian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat.

4. Eisenfuhr, 2011 “Decision making is a process of making a choice from a number of alternatives to achieve a desired result”. Artinya Pengambilan keputusan adalah proses membuat pilihan dari sejumlah alternatif untuk mencapai hasil yang diinginkan.


Penelitian yang Relevan

Pengambilan keputusan adalah salah satu dari aktivitas yang paling utama di mana pengurus sekolah dilibatkan sehari-hari. Sukses suatu sekolah atau daerah sekolah dengan kritis dihubungkan ke keputusan efektif. Ilmuwan historis telah menekankan dua model dasar pengambilan keputusan model rasional dan model rasionalitas terikat (Maret, 2010)

1. Model Rasional
Pengambilan keputusan administratif diasumsikan untuk dijadikan masuk akal. Dengan ini kita mengartikan bahwa keputusan buatan pengurus sekolah di bawah kepastian. Mereka mengetahui alternatif mereka, mereka mengetahui hasil mereka, mereka mengetahui ukuran-ukuran keputusan mereka, dan mereka mempunyai kemampuan untuk membuat pilihan jumlah maksimum dan kemudian untuk menerapkan ( Towler, 2010)
Menurut model yang masuk akal, proses pengambilan keputusan dapat dipecah ke dalam enam langkah- langkah (Schoenfeld, 2011) :
    • Mengidentifikasi masalah
    • Alternatif pembangkit
    • Mengevaluasi alternatif
    • Pemilihan sebuah alternatif
    • Menerapkan keputusan
    • Evaluasi efektivitas keputusan
2. Model Rasional Terikat
berlawanan dengan rasionalitas lengkap di dalam pengambilan keputusan, rasionalitas yang terikat menyiratkan hal berikut ini ( Simon, 1982, 1997, 2009):
  1. Keputusan akan selalu didasarkan pada suatu yang tidak sempurna dan, sampai taraf tertentu,   pengertian tidak cukup dari yang dialami, yang benar masalah dihadapi. 
  2. Pembuat keputusan tidak pernah akan berhasil membangitkan semua solusi alternatif mungkin untuk pertimbangan. 
  3. Alternatif selalu dievaluasi dengan kesenjangan sebab adalah mustahil untuk meramalkan dengan teliti semua konsekwensi berhubungan dengan alternatif masing-masing. 
  4. Keputusan yang terakhir mengenai alternatif yang mana untuk memilih harus didasarkan pada ukuran beberapa selain dari maksimalisasi atau optimisasi sebab adalah mustahil untuk pernah menentukan alternatif yang adalah optimal. 

   


Langkah-langkah dalam Pengambilan Keputusan
a. Mengidentifikasi suatu masalah
b. Memperjelas dan menyusun prioritas sasaran-sasaran
c. Menciptakan pilihan-pilihan
d. Menilai pilihan-pilihan
e. Memperbandingkan akibat-akibat yang diramalkan pada masing-masing pilihan
f. Memilih pilihan dengan konsekuensi-konsekuensi dengan dengan sasaran-sasaran



Jenis Masalah dan Keputusan
Masalah atau problem dibagi menjadi 3 golongan besar yaitu:

1. Masalah Korektif adalah masalah yang timbul karena adanya penyimpangan dari
    apa yang direncanakan.
2. Masalah Progresif adalah suatu masalah yang terjadi akibat adanya keinginan
    untuk memperbaiki atau meningkatkan suatu prestasi atau hasil masa lalu.
3. Masalah kreatif adalah suatu masalah yang muncul karena adanya keinginan untuk
   menciptakan sesuatu yang sama sekali baru.

Secara umum keputusan terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
- Keputusan Strategis, setiap organisasi melahirkan berbagai kebijakan atau
  organisasional. Kebijakan dan arah organisasi merupakan keputusan strategis.
- Keputusan Operasiona, adapun keputusan operasional menyangkut pengelolaan
  organisasi sehari- hari. Keputusan operasional sangat menentukan efektivitas
  keputusan strategis yang diambil oleh para manajer puncak(Drummond, 1995:13)

Disisi lain, ada pula jenis keputusan berdasarkan masalah yang dihadapi yaitu:
- Keputusan yang diprogramkan (program decision)
   Keputusan ini adalah keputusan yang dibuat berdasarkan pada problem yang
   diketahui secara baik (well- structured problems) atau masalahnya diketahui secara
   jelas.
- Keputusan yang tidak diprogram (non-programed decision)
   Keputusan ini adalah keputusan yang diambil atau dibuat berdasarkan masalah
   yang tidak diketahui secara jelas (ill- stuctured problems) atau data dan
   informasinya kurang tersedia sebagaimana mestinya.


Gaya Pengambilan Keputusan
Gaya pengambilan keputusan terbagi menjadi 4, yaitu:
1. Gaya Direktif
    Pembuat keputusan gaya direktif mempunyai toleransi rendah pada ambiguitas,
    dan berorienytasi pada tugas dan masalah teknis. Pembuat keputusan ini cenderung
    lebih efisien, logis, pragmatis dan sistematis dalam memecahkan masalah.Pembuat
    keputusan direktif juga berfokus pada fakta dan menyelesaikan segala sesuatu
    dengan cepat. Mereka berorientasi pada tindakan, cenderung mempunyai fokus
    jangka pendek, suka menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol, dan secan
    menampilkan gaya kepemimpinan otokratis.

2. Gaya Analitik
    Pembuat keputusan gaya analitikmempunyai toleransi yang tinggi untuk 
    ambiguitas dan tugas yang kuat serta orientasi teknis. Jenis ini suka menganalisis
    situasi; pada kenyataannya, mereka cenderung terlalu menganalisis sesuatu.
    Mereka mengevaluasi lebih banyak informasi dan alternatif dari pada pembuat
    keputusan direktif. Mereka juga memerlukan waktu lama untuk mengambil
    keputusan mereka merespons situasi baru atau tidak menentu dengan baik. Mereka
    juga cenderung mempunyai gaya kepemimpinan otokratis.

3. Gaya Konseptual
    Pembuat keputusan gaya konseptual mempunyai toleransi tinggi untuk ambiguitas,
    orang yang kuat dan peduli pada lingkungan sosial. Mereka berpandangan luas
    dalam memecahkan masalah dan suka mempertimbangkan banyak pilihan dan
    kemungkinan masa mendatang.Pembuat keputusan ini membahas sesuatu dengan
    orang sebanyak mungkin untuk mendapat sejumlah informasi dan kemudian
    mengandalkan intuisi dalam mengambil keputusan.Pembuat keputusan konseptual
    juga berani mengambil risiko dan cenderung bagus dalam menemukan solusi yang
    kreatif atas masalah.Akan tetapi, pada saat bersamaan, mereka dapat membantu
    mengembangkan pendekatan idealistis dan ketidakpastian dalam pengambilan
    keputusan.

4. Gaya Perilaku
    Pembuat keputusan gaya perilaku ditandai dengan toleransi ambiguitas yang
    rendah, orang yang kuat dan peduli lingkungan sosial. Pembuat keputusan
    cenderung bekerja dengan baik dengan orang lain dan menyukai situasi
    keterbukaan dalam pertukaran pendapat. Mereka cenderung menerima
    saran, sportif dan bersahabat, dan menyukai informasi verbal daripada tulisan.
    Mereka cenderung menghindari konflik dan sepenuhnya peduli dengan
    kebahagiaan orang lain. Akibatnya, pembuat keputusan mempunyai kesulitan
   untuk berkata 'tidak' kepada orang lain, dan mereka tidak membuat keputusan
   yang tegas, terutama saat hasil keputusan akan membuat orang sedih.



Kondisi Pengambilan Keputusan
1. Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti yaitu pengambilan keputusan dimana
    berlangsung hal-hal :
• Alternatif yang harus dipilih hanya memiliki satu konsekuensi/jawaban/hasil. Ini
  berarti hasil dari setiap alternatif tindakan tersebut dapat ditentukan dengan pasti.
• Keputusan yg diambil didukung oleh informasi/ data yg lengkap, sehingga dapat
   diramalkan secara akurat hasil dari setiap tindakan yang dilakukan.
• Dalam kondisi  ini, pengambil keputusan secara pasti mengetahui apa yang akan
  terjadi di masa yang akan datang.
• Biasanya selalu dihubungkan dengan keputusan yang menyangkut masalah rutin,   
  karena kejadian tertentu di masa yang akan datang dijamin terjadi.
• Pengambilan keputusan seperti ini dapat ditemui dalam kasus/model yg beresifat
  deterministik.

2. Pengambilan Keputusan dalam kondisi resiko adalah pengambilan keputusan
    dimana berlangsung hal-hal :
• Alternatif yang dipilih mengandung lebih dari satu kemungkinan hasil.
• Pengambilan keputusan memiliki lebih dari satu alternatif tindakan.
• Diasumsikan bahwa pengambilan keputusan mengetahui peluang yang akan terjadi
   terhadap berbagai tindakan dan hasil.
• Resiko terjadi karena hasil pengumpulan keputusan tidak dapat diketahui dengan
  pasti, walaupun diketahui nilai probabilitasnya.
• Pada kondisi ini ada informasi atau data yang akan mendukung dlm membuat
  keputusan, berupa besar atau nilai peluang terjadinya bermacam-macam keadaan.
• Teknik pemecahannya menggunakan konsep probabilitas, seperti model keputusan
   probabilistik, model inventori probabilistik, model antrian probabilistik.

3. Pengambilan Keputusan dalam kondisi tidak pasti yaitu pengambilan keputusan
    dimana :
• Tidak diketahu sama sekali hal jumlah kondisi yang mungkin timbul serta
   kemungkinan- kemungkinan munculnya kondisi-kondisi tersebut.
• Pengambilan keputusan tidak dapat menentukan probabilitas terjadinya berbagai
   kondisi atau hasil yang keluar.
• Pengambil keputusan tidak mempunyai pengetahuan atau informasi lengkap
   mengenai peluang terjadinya bermacam- macam keadaan tersebut.
• Hal yang akan diputuskan biasanya relatif belum pernah terjadi. Tingkat
   ketidakpastian keputusan semacam ini dapat dikurangi dengan cara  :
  -Mencari informasi lebih banyak.
  -Melalui riset atau penelitian.
  -Penggunaan probabilitas subjektif
• Teknik pemecahannya adalah menggunakan beberapa metode/kreteria, yaitu metode
   maximin, metode maximax, metode Laplace, metode minimax regret, metode 
   relaisme dan dibantu dengan tabel hasil (pay off tabel).

4. Pengambilan Keputusan dalam kondisi Konflik adalah pengambilan keputusan
    dimana :
• Kepentingan dua atau lebih pengambil keputusan saling bertentangan dalam situasi
  persaingan.
• Pengambil keputusan saling bersaing dengan pengambil keputusan lainnya yang  
   rasional, tanggap dan bertujuan untuk memenangkan persaingan tersebut.
• Pengambil keputusan bertindak sebagai pemain dalam suatu permainan.
• Teknik pemecahannya adalah menggunakan teori permainan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Designed ByBlogger Templates