Recent Posts

Minggu, 29 Maret 2015

PENDEKATAN SISTEM PADA MASA YANG AKAN DATANG

A.   Meramalkan Masa yang Akan Datang
pada suatu organisasi terutama organisasi dalam bidang pendidikan, penerapan pendekatan sistem sangat diperlukan sekali. Maksud dari pendekatan sistem ini adalah untuk mengetahui lingkungan eksternal dan internal yang ada di organisasi pendidikan secara keseluruhan, sehingga dapat memberikan gambaran bentuk proses perencanaan yang akan dilakukan dalam bidang pendidikan dengan menggunakan analisis sistem dari sistem-sistem yang bersifat kompleks.
Semakin berkembangnya proses dan metode pendidikan di suatu negara, membuat para manajer pendidikan melakukan perencanaan yang sifatnya jangka panjang atau untuk masa yang akan datang. Di masa yang akan datang semua aplikasi atau penerapan teknik-teknik perencanaan dilakukan menggunakan pendekatan sistem yang mempunyai pengaruh besar bagi organisasi.
Dengan perencanaan, seorang perencana dapat menggambarkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Kegiatan memperkirakan atau memprediksi kondisi keadaan di masa yang akan datang tersebut menggunakan pendekatan forecasting.
Menurut Spyros G. Makridakis, ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketepatan forecasting, yaitu :
1.    The time horizon of forecasting (waktu peramalan di masa depan)
2.    Technological change (perubahan teknologi)
3.    Barriers to entry (rintangan yang diterima)
4.    Dissemination of information (penyebaran dalam informasi)
5.    Elasticity of demand (elastisitas permintaan)
6.    Consumer versus industrial products (konsumen lawan produk industri)

B.   Peninjauan Ulang terhadap Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem memerlukan dan membutuhkan pengetahuan dasar yang berasala dari teori-teori sistem secara umum, serta memiliki relevansi dalam berbagai kegiatan ilmiah dan kegiatan praktis. Pendekatan teori sistem meliputi pengaplikasian konsep yang relevan berdasarkan teori sistem secara umum untuk mempermudah pemahaman terhadap teori-teori organisasi dan praktek manajemen.
Analisis sistem merupakan suatu metode atau teknik yang digunakan dalam pemecahan masalah atau pengambil keputusan. Analisis sistem meliputi :
1.    Kesadaran akan adanya suatu masalah
2.    Identifikasi berbagai alternative
3.    Analisis dan sistematis dari bebagai faktor
4.    Penentuan suatu cara pemecahan masalah secara optimal
5.    Program kegiatan
Analisis sistem akan membantu menemukan aspek-aspek dan aplikasi dalam pemecahan masalah teknologi, ekonomi dan sosial yang dihadapi oleh manusia. Misalnya dalam menyelidiki hubungan-hubungan suatu sekolah dan lingkungan dalam menghadapi tantangan-tantangan perubahan perilaku sosal masyarakat di sekitar sekolah, maka untuk melihat secara utuh dapat digunakan teknik-teknik analisis sistem.
Manajemen sistem meliputi aplikasi konsep sistem dalam pengelolaan organisasi akan terus berkembang dan berpengaruh terhadap kegiatan pendidikan. Meningkatnya aplikasi manajemen sistem pada organisasi seperti universitas, sekolah dan lembaga pemerintahan. Diharapkan manajer organisasi akan mengarahkan perhatiannya pada perancangan sistem yang tepat untuk meningkatkan pencapaian tujuan organisasi.

C.   Aplikasi Sistem pada Organisasi
Sistem sosial baru selalu muncul dalam organisasi dan berkembang sesuai dengan kebutuhan individu, kelompok maupun masyarakat secara luas. Salah satu hal yang sangat penting adalah muncul dan berkembangnya beraneka ragam organisasi dengan skala besar sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pendekatan sistem akan semakin banyak digunakan untuk semua jenis organisas. Secara umum sistem memandang organisasi sebagai suatu sistem sosioteknis dengan sub sistem yang saling berhubungan (tujuan-tujuan, nilai-nilai, teknologi, struktur, psikologi, dan manajerial) yang akan berguna bagi organisasi.
Dalam membangun budaya organisasi, sistem sosial sangat dibutuhkan tertama bagaimana sistem sosial dijadikan sasaran dalam pemberian pelayanan terhadap pelanggan eksternal. Dengan memahami sistem sosial yang ada di masyarakat, maka organisasi mendapat keuntungan dari segala macam sudut pandang. Penekanan pada aplikasi pendekatan sistem terhadap berbagai jenis organisasi mengenai konsep-konsep desain sistem dan teknik-teknik analisis sistem adalah pengambilan keputusan, penggunaan konsep sistem dan informasi serta arus komunikasi dalam manajemen program adalah tepat pada berbagai jenis organisasi.
Pendekatan sistem membantu manajer untuk mempermudah dan memberikan karakter baik bagi manajer untuk menghadapi masalah dan perubahan-perubahan yang dihadapi organisasi. Pendekatan sistem tidak membatasi seseorang untuk berfikir tentang organisasi sebagai struktur yang bersifat mekanistis dan birokratis. Akan tetapi dapat meperluas dan menambah jaringan untuk memecahkan masalah. Di masa yang akan datang organisasi-organisasi dari berbagai jenis harus menjawab atau bereaksi terhadap perubahan teknologi atau sosial. Dalam hal ini, pendekatan sistem terbuka sangat dibutuhkan organisasi untuk berkembang dan memberikan dasar untuk proses adaptasi organisasi dengan kebutuhan pelanggan.
D.   Pendekatan Sistem dalam Hubungannya dengan Organisasi
Telah diketahui bahwa pendekatan sistem menekankan pada aplikasi organisasi secara perseorangan, memahami hubungan-hubungan antar organisasi, dan sistem distribusi serta perencanaan anggaran organisasi. Dalam suatu organisasi formal tertanam suatu lingkungan, norma dan nilai yang baik, dan terdapat kumpulan masyarakat luas yang bersifat kompleks.
Kesaling ketergantungan antara organisasi dalam kehidupan moderen dicerminkan oleh bertambahnya penekanan terhadap sistem dan semua komponen organisasi yang tidak dapat dilepaskan dari sistem manajemen. Pada pendekatan sistem yang paling sering muncul dalam suatu organisasi adalah hubungan teknis yang bersifat sederhana sampai pada hubungan yang bersifat rumit, tujuan dari pendekatan sistem dalam organasisi yaitu terjadinya hubungan timbal balik antara komponen-komponen yang ada dalam organisasi yang menghasilkan suatu produk dari organisasi tersebut.
Pendekatan sistem merupakan suatu cara yang penting dan akan membantu koordinasi antara komponen dalam organisasi, setiap organisasi akan menugaskan anggotanya untuk ikut serta secara bersama-sama untuk melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan organisasi.

E.     Pendekatan Sistem dan Hubungannya dengan Lingkungan
Organisasi merupakan sub sistem dari lingkungan sosiokultural yang lebih luas, dengan pendekatan sistem memberikan suatu model untuk memikirkan hubungan- hubungan dalam organisasi. Semua organisasi memperoleh input, dan mentransformasikannya dengan cara mengembalikannya dalam bentuk output pada lingkungan.
Pada beberapa dekade, perhatian terpusat pada hubungan-hubungan antara manusia, organisasi, dan lingkungannya. Dengan pendekatan sistem yang terbuka memberikan suatu model yang lebih cocok untuk melihat hubungan lingkungan dengan organisasi, akan tetapi penerapan pendekatan ini lebih banyak dihadapkan dalam masalah social, teknologi dan lingkungan.
Menurut Degreene yang dikutip dalam Mukhneri, ada beberapa tahap yang dapat diikuti dalam pendekatan sistem melihat hubungannya dengn lingkungan social, diantaranya adalah :
1.    Mengenali masalah-masalah yang ada dalam pendekatan sistem.
2.    Menentukan sub sistem, hubungan timbal balik dan men dapatkan informasi mengenai input, output, misi, hambatan dan lain-lain.
3.    Menentukan program-program khusus, misalnya pengumpulan informasi, pembutn model dan yang diarahkan pada pemahaman yang lebih baik.
Salah satu dari masalah terpenting yang dihadapi oleh organisasi mendatang adalah tentang evaluasi bagi setiap unjuk kerjanya masing-masing, sedangkan pada organisasi yang mempunyai masalah-masalah pengukuran dan evaluasi kerja antara lain :
1.      Universitas
2.      Rumah sakit
3.      Sekolah
4.      Instansi-instansi masyarakat lainnya.
Menurut Mary, John, dan Richard menjelaskan interaksi organisasi dengan lingkungan sebagai berikut :
“They obtain resource input from the environment as product outputs. If everything work right, suppliers value the organization and continue to provide needed resources, employes infuse work activities with their intellects, and customers and clients value the organization’s outputs enough to create a continuning demand for them.”
“Mereka memperoleh input sumber daya dari output produk. Jika, semuanya bekerja dengan baik, pemasok menghargai organisasi tersebut dan terus memberikan sumber daya yang dibutuhkan, para petugas melakukan aktivitas kerja dengan kecerdasan mereka miliki, dan pelanggan atau klien menghargai output organisasi yang cukup untuk memenuhi permintaan secara berkelanjutan bagi mereka.”
Pendekatan sistem memberikan cara yang lebih baik untuk pengukuran unjuk kerja organisasi dan unjuk kerja social yaitu melalui analisis sistem, analisis keuntungan dan sistem perencanaan anggaran yang digunkan untuk membantu penyusunn tujuan, mengevaluasi alternative yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan.
F.    Peranan Manajer
Setiap perusahaan memiliki manajemen yang  memegang berbagai peranan penting yang menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan untuk diwujudkan bersama. Ada banyak peran yang harus dimainkan atau diperankan para manajer secara seimbang sehingga diperlukan orang-orang yang tepat untuk menjalankan peran-peran tersebut. Untuk itu, peranan manajer sangat diharapkan dapat memacu laju perkembangan suatu perusahaan.



Peranan yang dimainkan oleh manajer terbagi menjadi tiga, yaitu:
1.    Peran antarpribadi
Merupakan peran yang melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung.
2.    Peran informasional
Meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran sebagai juru bicara.
3.    Peran pengambilan keputusan
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.

Manajer yang memimpin beberapa karyawan, biasanya memberikan pelimpahan masalah kepada karyawannya berupa tugas-tugas pekerjaan yang harus di selesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu, seorang manajer harus mampu memberikan keputusan bagi tugas yang telah dikerjakan oleh karyawannya demi terjaminnya mutu kerja yang telah dijunjung bersama. Konflik yang diciptakan oleh seorang manajer bagi karyawannya ini bertujuan untuk meningkatkan para karyawan dalam bekerja, sehingga tujuan perusahan bisa terwujud dengan baik. Sebagai contoh, manajer sebuah perusahaan yang bergelut dibidang pemrograman, biasanya memberikan konflik berupa tugas kepada karyawannya untuk membuat sebuah program. Kemudian bila program telah dibuat, maka manajer harus menganalisa program tersebut dan memberikan keputusan apakah program tersebut layak dan sesuai permintaan atau belum. Bila program tersebut belum layak, maka manajer memberikan perbaikan atau meminta karyawannya untuk memperbaiki kesalahan yang ada pada program tersebut dengan waktu yang sesingkat mungkin.

Untuk menghidari hal seperti itu, manajer harus mempunyai beberapa keterampilan, diantaranya:
1.    Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi.
2.    Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Manajer harus mahir berkomunikasi atau memiliki keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan.
3.    Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya membuat program komputer, memperbaiki mesin, akuntansi , dan lain-lain.

Dengan dibekali keterampilan diatas, seorang manajer akan lebih peka terhadap permasalahan yang terjadi pada perusahaan, selain itu dia juga akan dapat segera membuat pemecahan dari masalah tersebut. Dalam mempersiapkan pemecahan masalah, manajer memandang perusahaan sebagai suatu sistem dengan memahami lingkungan perusahaan dan mengidentifikasikan subsistem-subsistem dalam perusahaan. Dalam mengidentifikasikan masalah, manajer bergerak dari tingkat sistem ke subsistem dan menganalisis bagian-bagian sistem menurut suatu urutan tertentu. Dalam memecahkan masalah manajer mengidentifikasikan berbagai solusi alternative, mengevaluasinya, memilih yang terbaik, menerapkannya, dan membuat suatu tindakan untuk memastikan bahwa solusi itu berjalan sebagai mana mestinya.

Selain itu yang dilakukan oleh manajer :
·         para manajer bekerja dengan dan melalui orang-orang (manusia).
·         Para manajer bertindak sebagai saluran komunikasi di dalam organisasi mereka.
·         Para manajer bertanggung jawab terhadap hasil yang dicapai oleh organisasi mereka.
·         Para manajer mengimbangkan tujuan-tujuan yang bersaingan satu sama lain, dan mereka menetapkan prioritas-prioritas.
·         Para menejer harus berfikir secara analitikal dan konsepsional.
·         Para manajer merupakan ahli-ahli politik.
·         Para manajer merupakan diplomat.
·         Para manajer-manajer mengambil keputusan-keputusan pelik.

Peranan yang dimainkan oleh manajer pada umumnya antara lain:
1.    Peranan antar pribadi (interpersonal roles)
·         Pembuka simbolis (figure head)
Misal : menerima dan menjamu menghadiri perkawinan karyawan, dan upacara-upacara seremonial lainnya.
·         Pemimpin (leader) 
Misal : mengatur, mendidik, memimpin, memberikan motivasi, bimbingan, nasihat, dan lain-lain kepada bawahan.
·         perantara (lialison)
Misal : berhubungan dengan pihak luar, seperti klien, rekanan, pemerintah, partner,dan sebagainya
2.    Peranan informasional (informational roles)
·         Monitoring aliran informasi (monitor)
Memantau darimana informasi itu berasal dan kemana informasi itu diberikan.
·         Penentuan informasi (disseminator)
Menyebarkan keputusan-keputusan baru kepada bawahan.
·         Perwakilan  (spoker person)
Sebagai wakil organisasi seperti ikutan pertemuan atau seminar
3.    Peranan pembuatan keputusan (decisional roles)
·         Wiraswasta (entrepreneurship)
Inisiatif dan kreatif
·         Penangkal kesulitan (disturbance handler)
Penanggulangan pemogokan, pembatalan kontrak, penampung keluhan, kekurangan bahan, dan lain-lain.
·         Pengalokasian sumber daya (resources allocator)
Kepada siapa, kapan, untuk apa, bagaimana sumber daya dialokasikan.
·         Negosiator   (negotiator)
Perundingan dengan serikat buruh, klien, dan pihak-pihak lain.
Disamping itu dapat pula di katakana (sehubungan dengan fungsi-fungsi manajemen yang telah kita kenal) bahwa seorang manajer :
1.    Menyusun rencana-rencana
Manajer menentukan arah tindakan-tindakan guna mencapai hasil dan sarana-sarana yang digariskan. Hal itu mencangkup tindakan “peramalan” penetapaan sasaran-sasaran dan mengembangkan prosedur-prosedur.
2.    Melaksanakan pengorganisasian
Manajer menciptakan hubungan-hubungan otoritas dan tangung jawab yang di perlukan. hal tersebut meliputi penggarisan syarat-syarat , memilih staf, memberikan delegasi dan melaksanakan komunikasi.
3.    Memimpin
Seorang manajer mengkombinasi upaya-upaya guna memastikan pencapaian sasaran-sasaran. hal tersebut antara lain mencangkup :
·         pengambilan keputusan, melaksanakan briefing kepada stafnya, mendengar dan  menyelesaikan aneka macam konflik yang muncul.
·         Manajer harus memotivasi : manajer membentuk dan mempertahankan enthusiasm dan moral tinggi.
Hal itu antara lain mencangkup aktifitas : pengobservasian, evaluasi, keterlibatan, tindakan-tindakan dan komitmen-komitmen.
4.    Melaksanaan pengawasan
·         Manajer harus berupaya untuk memastikan bahwa rencana-rencana yang ada, dan sasaran-sasaran yang di gariskan, dicapai. Manajer harus mencari penyebab kegagalan-kegagalan,guna memperbaikinya pada masa mendatang.
·         Hal tersebut mencangkup : analisis hasil-hasil yang dicapai dibandingkan dengan rencana-rencana yang ada, tindakan-tindakan, dan follow-up.


Read More

Sistem Desain Kerja

             A.   Desain Pekerjaan (Job Design)
Pengertian desain pekerjaan (job design)
Simamora mengatakan desain pekerjaan adalah proses penentuan tugas-tugas yang akan dilaksanakan, metode-metode yang digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas, dan bagaimana pekerjaan tersebut berkaitan dengan pekerjaan lainnya di dalam organisasi. Desain pekerjaan memadukan isi pekerjaan (tugas, wewenang dan hubungan) balas jasa dan kualifikasi yang dipersyaratkan (keahlian, pengetahuan dan kemampuan) untuk setiap pekerjaan dengan cara memenuhi kebutuhan pegawai maupun perusahaan.
Handoko mengatakan desain pekerjaan adalah fungsi penerapan kegiatan-kegiatan kerja seorang individu atau kelompok karyawan secara organisasional.
Jadi yang dimaksud dengan desain pekerjaan adalah penentuan jenis-jenis pekerjaan dan penempatan pegawai yang sesuai dengan keahlian yang dimilikinya dan yang dibutuhkan dalam pekerjaan atau jabatan tersebut.

Apakah desain pekerjaan itu dibutuhkan??
Ya, sangat dibutuhkan. Karena, pekerjaan yang tidak memuaskan atau terlalu menuntut, akan sangat sulit untuk dilaksanakan oleh pegawainya. Pekerjaan yang tetap dan membosankan dapat menyebabkan perputaran pegawai yang cukup tinggi. Untuk menghindari hal tersebut, sangat dibutuhkan desain pekerjaan, sehingga pekerjaan tersebut memiliki fungsi, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan yang baik dengan pekerjaan yang lain. Selain itu desain pekerjaan yang baik dapat memberikan motivasi bagi pegawainya dan menciptakan kepuasan kerja bagi para pegawai perusahaan. Dengan demikian, desai pekerjaan dapat membantu perusahaan maupun pegawainya untuk mencapai tujuan.

Konsep desain kerja (job design) dan mendesain kembali pekerjaan (job redesign) berhubungan langsung terhadap pekerjaan para pegawai. Hal ini telah banyak menarik perhatian para ahli ekonomi dan para insinyur selama berabad-abad.
Mendesain pekerjaan berarti berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja, mencocokkan tugas individu dengan kelompok dan tercapainya kualitas pekerjaan serta kepuasan kerja bagi setiap individu untuk melakukan pekerjaan.
Disamping itu desain kerja (job desain) memungkinkan untuk merencanakan suatu pekerjaan sesuai dengan tugas-tugas yang dilaksanakan oleh individu atau kelompok dalam suatu organisasi, mulai dari isi pekerjaan sampai dengan penjabaran masing-masing tugas para pekerjaan.

Pentingnya desain pekerjaan bagi para pegawai yang dilatarbelakangi oleh beberapa alasan sebagai berikut:
1. Semangat kerja dalam spesialisasi. Yaitu tingginya produktivitas dari para pekerja
    yang tidak memiliki keterampilan memerlukan waktu yang tidak banyak dalam
    latihan, mudah untuk mengganti dan menukar pekerjaan dan tingginya
    pengawasan dari pimpinan dalam melaksanakan pekerjaan.
2. Dilihat dari motivasi dan semangat kerja yang terdiri dari tingginya produktivitas
    dan tantangan pekerja, berkurangnya ketidak hadiran, berkurangnya pergantian,
     tingginya kualitas produksi, banyaknya pegawai yang memberikan ide-ide dan
     gagasan serta saran-saran dan tingginya kepuasan kerja dari para pegawai.

B.     Mendesain Kembali Pekerjaan (Job Redesign)
Mendesain kembali pekerjaan (job redesign) merupakan kegiatan merancang atau menyusun kembali rencana-rencana yang telah dibuat mengenai tugas-tugas dari pekerjaan para pegawai sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan individu.
Mendesain kembali pekerjaan hendaknya bertujuan pada perubahan pekerjaan-pekerjaan yang lebih khusus, saling berkesinambungan antara individu dan kelompok kerja dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas kerja para pegawai dan produktivitas kerja di dalam suatu organisasi.

Dalam mendesain kembali pekerjaan dibutuhkan teknik, baik secara individu maupun kelompok. Teknik-teknik tersebut antara lain:
1.  Teknik pengayaan kerja (job enrichment)
Menurut Thomas S. Bateman dan Scott A. Snell “job enrichment is changing a task to make it inherently more rewarding, motivating, and satisfying.” (pengayaan kerja adalah mengubah tugas untuk membuatnya tidak saling terpisahan agar lebih bermanfaat, memotivasi, dan memuaskan).
Pengayaan kerja merupakan perluasan kerja secara vertikal yang memfokuskan kepada peningkatan kedalaman pekerjaan. Selanjutnya dalam pengayaan kerja, menginginkan para pekerjanya mampu mengontrol pekerjaannya sendiri. Tugas-tugas yang ditambahkan hendaknya memungkinkan para pekerja melakukan aktivitas yang sempura dan penuh dengan kebebasan, mandiri, bertanggung jawab, dan mampu meningkatkan kualitas kerja.
Jenis pekerjaan seperti ini harus dapat memberikan umpan balik , sehingga para pegawai dapat menilai dirinya sendiri dan menilai pekerjaannya sendiri.
Pengayaan pekerjaan merupakan dasar bagi para pegawai dalam melakukan pekerjaan untuk mencapai produktivitas dan kepuasan kerja.

2.  Teknik perluasan kerja (job enlargement)
Menurut Gareth R. Jones dan Jennifer M. George ”job enlargement is increasing the number of tasks in a given job by changing the division of labor.” (perluasan kerja adalah meningkatkan jumlah tugas yang berbeda dalam suatu pekerjaan yang diberikan dengan mengubah pembagian kerja).
Perluasan kerja ini dimaksudkan untuk menambah jumlah jenis pekerjaan pada suatu unit maupun pada suatu organisasi tertentu, yang disebabkan oleh pengembangan organisasi sesuai dengan kebutuhan.

3.  Rotasi kerja (job rotation)
Menurut Stephen P. Robbins rotasi kerja adalah variasi horizontal atau perpindahan pekerjaan secara horizontal. Perpindahan pekerjaan secara horizontal dapat diterapkan pada hal-hal dasar yang dirancang, yakni dengan program latihan dimana para pegawai memerlukan waktu kurang lebih tiga bulan dalam suatu aktivitas, kemudian baru dilanjutkan dengan pekerjaan lain. Jadi dapat dikatakan bahwa rotasi kerja adalah perpindahan suatu pekerjaan ke pekerjaan lainnya dalam rangka memberikan peluang kepada karyawan agar mengembangkan pekerjaan yang berbeda-beda.

4.  Kelompok kerja
Kelompok kerja dalam suatu organisasi merupakan bentuk kelompok kerja yang dibentuk untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan dalam organisasi, sehingga nantinya dengan kelompok kerja para pegawai dapat melaksanakan pekerjaan secara efisien dan efektif sesuai dengan rencana kerja yang telah ditetapkan semula.

C.   Pendekatan dan Teknik Desain Kerja
Dalam medesain pekerjaan dan mendesain kembali pekerjaan terdapat suatu pendekatan yang efektif untuk digunakan dalam mendesain pekerjaan dan mendesain kembali pekerjaan.
Menurut Frederick Taylor, pendekatan itu diantaranya :
1.  Setiap pekerjaan diwujudkan dalam bentuk kegiatan yang berlainan yang selalu dimulai dari awal dan selalu diakhiri dengan baik.
2. Diusahakan bagaimaa para pekerja dapat menganalisa penampilan kerja, maupun gerak-gerik mereka dalam bekerja.
3.  Memeriksa beberapa alternatiif atau cara yang efisien untuk mengerjakan tugas.
4.  Melatih para pekerja untuk dapat melakukan pekerjaan secara efektif dan efisien.
D.   Model Karakteristik Kerja (The Job Charactersistics Model)
Menurut J. R. Hackman dan G. R. Oldham “job characteristics model is an indluential model of job design that explains in detail how managers can make job more interesting and motivating.” (model karakteristik kerja adalah sebuah model desain kerja yang berpengaruh bagaimana manajer dapat membuat pekerjaan-pekerjaan dapat lebih menarik dan memotivasi).




Read More

Popular Posts

Designed ByBlogger Templates